Menanam Itu Melawan

Ilustrasi, Busana Berkebun [cafleurebon.com]

Menanam itu melawan. Demikian kalimat yang terlontar di benak  saat membaca berita Kompas.com (25/6/2020), "Kesal Jalan Tak Juga Diperbaiki, Warga Tanam Pisang di Jalur Trans Sulawesi".

Itu berita tentang orang-orang di Desa Lengkong, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, yang menanami jalan Trans Sulawesi dengan pohon pisang.

Mereka melakukannya bukan karena tak lagi punya sepetak tanah berkebun, atau karena sangat ingin makan pisang. Sejatinya itu bentuk protes terhadap macetnya proyek perbaikan jalan.

Tiga 3 bulan lalu jalan dikeruk, lantas tidak ada kelanjutannya. Bisa dibayangkan betapa buruk rupa jalan yang baru diperbaiki 20an persen, hanya dikeruk. lubang-lubang dan timbunan-timbunan. Lumpur dan genangan.

Menanam sebagai perlawanan dalam kasus orang-orang di Lengkong berkonteks harfiah. Mereka tidak sunguh-sungguh menanam pisang untuk kelak menikmati buah pisang. Mereka melakukan aksi protes, dan penanaman pisang di tengah jalan adalah simbolnya. 'Pisang di tengah jalan' menjadi penanda atas rasa jengkel rakyat.

Metode protes orang-orang di Luwu ini sudah jamak, pernah dilakukan banyak tempat di Indonesia.

Tetapi aksi orang-orang Luwu ini membuka pintu ingatan saya, bahwa sejatinya saya punya utang janji kepada diri sendiri. Ada dua pula.

Yang pertama adalah saya akan kembali berkebun. Sudah cukup lama saya tinggalkan aktivitas itu.

Janji yang kedua adalah menulis artikel tentang berkebun sebagai bentuk 'perlawanan' terhadap banyak hal: terhadap industri pangan, terhadap para mafia impor pangan, terhadap kemalasan diri sendiri, terhadap kecenderungan umum consumer society.

Kata Slavoj Zizek, orang-orang masa kini berwatak ingin terima bersih. Mau menikmati hasil revolusi tanpa ada revolusi; mau lingkungan sehat tanpa perlu mengerem laju eksploitasi alam dan konsumerisme; ... termasuk pula, hemat saya, mau Indonesia bebas impor pangan tanpa inisiatif menggerakkan orang-orang untuk menanam pangan.

Ya. Jenis kedua menanam sebagai perlawanan ini yang akan saya tulis dan posting di Kompasiana atau di Coffe4Soul.clubCoba cek, siapa tahu sudah tayang.

Atau cobalah kawan bantu berikan masukan, poin-poin apa yang perlu saya ulas?


Komentar

Dwi Klarasari mengatakan…
Ini kunjungan balasanku Om Gege.. hehe. Keren blognya, isinya jg mantap (bikin jiper euy!). Pelan2 nanti kutelusuri deh tulisan ttg berkebun sungguhan. Meskipun tak punya halaman aku hobi berkebun. Nahlo. Salaman!

Postingan Populer