Laclau dan Mouffe: Demokrasi Liberal Anti-Keadilan Sosial Sejak dalam Pikiran

Buku Laclau dan Mouffe, Hegemony and Socialist Strategy

Pada pembahasan subtema "The Anti-Democratic Offensive" (hal 171-175) Laclau dan Mouffe menunjukkan bahwa demokrasi liberal memang sudah anti-keadilan sosial sejak dalam pikiran. 

Hegemony and Socialist Strategy adalah buku yang ditulis pasangan suami-istri progresif, alm. Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe. Buku ini terbit pertama pada 1985. Tetapi yang ada pada saya saat ini adalah edisi kedua, terbit 2001.

Saya harus membaca buku ini hari ini, lari-lari saja, tidak sungguh mendalami karena kebetulan sedang membuat artikel -- saat ini ditulis, artikel itu belum selesai tentu saja -- yang saya kasih judul provokatif: "Socio-demokrasi, Ketika Soekarno Mendahului Badiou, Zizek, Laclau, dan Mouffe".

Artikel itu dibuat karena terprovokasi oleh dua kondisi. Tetapi sebaiknya tidak saya ceritakan dulu di sini. Mungkin nanti, setelah artikel dimaksud terbit.

Nah, saat membaca Hegemony and Socialist Strategy -- yang sejatinya untuk mengingatkan kembali soal demokrasi radikal yang dianjurkan Laclau dan Moufee -- saya mendapat satu pengetahuan berharga, yang selama ini gagal saya tangkap dalam kubu laki-bini ini.

Pada pembahasan subtema "The Anti-Democratic Offensive" (hal 171-175) Laclau dan Mouffe menunjukkan bahwa demokrasi liberal memang sudah anti-keadilan sosial sejak dalam pikiran. Dengan kata lain, ketimpangan sosial dalam alam demokrasi liberal -- yang merupakan tubuh politik dari kapitalisme sebagai tubuh ekonominya -- bukanlah karena kegagalan dalam praktik, melainkan karena memang sejak dalam gagasan, demokrasi liberal anti-distribusi kesejahteraan oleh negara.

Demikianlah yang tampak dalam pandangan dua tokoh neoliberal (libertarian): Hayek dan Milton Friedman sebagaimana diulas Laclau dan Mouffe.

Pada 1944 Frederik von Hayek (dedengkot libertarian sekaligus ideolog neoliberalisme) menulis buku  The Road to Serfdom, yang pada hahikatnya merupakan "violent attack on the interventionist state and the various forms of economic planning that were being implemented at the time."

"He announced that the Western societies were in the process of becoming collectivist, and thus taking off in the direction of totalitarianism. ... the threshold of collectivism is passed at the moment in which the law, instead of being a means of controlling the administration, is utilized by it in order to attribute new powers to itself, and to facilitate the expansion of the bureaucracy."

Dalam pandangan kaum libertarian (anarkis kanan), penggunaan negara sebagai alat mendorong keadilan distribusi pendapatan dan aset adalah wujud totalitarianisme.

Pandangan Hayek mengonfirmasi bahwa orde politik liberal hanya eksis dalam kerangka kerja ekonomi kapitalis pasar bebas.

Demikian pula konco ideologis Hayek, Milton Friedman. Dalam Capitalism and Freedom, Friedman menyatakan,
"... the only type of social organization which respects the principle of individual liberty, as it constitutes the only economic system capable of coordinating the activities of a great number of people without recourse to coercion. All state intervention, except in connection with matters that cannot be regulated through the market, is considered as an attack on individual liberty."

Bagi para libertarian, sebagaimana pengakuan Hayek, keadilan sosial adalah konsep kosong dan tidak berarti apa-apa dalam kapitalisme sebagai sistem yang "each is allowed to use his knowledge for his own purposes..." Itu karena "... nobody's will can determine the relative incomes of the different people, or prevent that they be partly dependent on accident."

Lucunya, seperti saya tulis dalam artikel "Bikin Cemburu, Spanyol Terapkan UBI, Akankah Indonesia Juga?" Hayek kemudian mendukung pelaksanaan Universal Basic Income. Padahal ini  salah satu cara negara untuk mendistribusikan kesejahteraan. Haaa.

Jangan lupa, cek Kompasiana.com/tilariapadika nanti ya. Siapa tahu artikel ""Socio-demokrasi, Ketika Soekarno Mendahului Badiou, Zizek, Laclau, dan Mouffe" sudah terbit.

Semoga berkenan.

Sudah published:




Komentar

Postingan Populer