Hapus Premium dan Pertalite: untuk Lingkungan, APBN, atau Beban Operasional Pertamina?

Pom Bensin Pertamina. Kelak hanya ada Pertamax. Tanpa bensin Premium dan Pertalite

Kita bukan bangsa jujur. Kesimpulan ini tidak terhindarkan setelah sekian lama menyimak argumentasi elit dalam beragam polemik kebijakan publik, termasuk soal pengurangan produksi BBM Premium dan Pertalite.

Sedang merangkak hangat dalam percakapan publik, Pertamina melempar informasi tentang rencana penghapusan Premium dan Pertalite dari kamus energi Indoneisa. Di hari-hari esok, Pertamina hanya akan memproduksi Pertamax, Bahan Bakar Minyak jenis bensin beroktan tinggi.

Yang bikin pusing adalah menangkap motivasi utama di balik rencana itu. Apakah demi lingkungan hidup? Ataukah demi mengurangi beban APBN? Atau sebenarnya ini kebutuhan subjektif Pertamina sebagai korporat untuk mengurangi beban biaya operasional?

Kementerian ESDM maupun Pertamina sama-sama melempar sinyal soal tiga kepentingan ini sekaligus -- lingkungan, APBN, dan beban operasional Pertamina -- di balik rencana penghapusan Premium dan Pertalite.

Tetapi manakah yang utama?

Nah menemukan major motive ini yang susah sebab pernyataan elit selalu berbelit-belit, berkelak-kelok. Di saat yang sama membantah semua dugaan tetapi juga membenarkan semua prasangka.

Rasanya lebih mudah menebak isi hati gadis-gadis era 1930an, saat moral masyarakat mengharamkan gadis-gadis mengekspresikan kehendak dan hasrat secara terbuka .

Lihatlah pemberitaan Kompas.com (25/6/2020) "Ditanya DPR soal Penghapusan Premium dan Pertalite, Ini Jawaban Menteri ESDM". 

Dari berita tersebut kita bisa menyarikan poin-poin jawaban Menteri BUMN dan Direktur Pertamina sebagai berikut:

1. Mengurangi beban APBN

"Sartono mempertanyakan apakah rencana tersebut merupakan salah satu strategi pemerintah atau Pertamina untuk menghapus subsidi BBM.
Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif tidak mengelak, pemerintah akan mengurangi produksi Premium dan Pertalite."

Catatan: pada poin ini, boleh jadi si wartawan Kompas yang jadi biang kekusutan. Yang mana sebenarnya yang tidak dielak Menteri ESDM? "Strategi menghapus subsidi" atau kebenaran rencana "mengurangi produksi Premium dan Pertalite?"

2. Menciptakan lingkungan bersih.

 " ... menurut dia, rencana tersebut sejalan dengan kesepakatan pemerintah untuk mengurangi emisi gas karbon, dengan memaksimalkan produksi energi ramah lingkungan."

3. Beban biaya operasional Pertamina.

“Kita akan simplikasi produk, karena jumlah produk ini nanti akan memudahkan distribusi dan dengan harga yang lebih affordable,” ucap Direktur Pertamina, Nicke Widyawati.

Nah, bagaimana rincinya tiga motif ini, dan manakah major motive sesungguhnya, serta bagaimana sebaiknya rakyat bersikap, menjadi PR saya untuk mengulasnya dalam artikel di Kompasiana.com/tilariapadika atau Coffee4Soul.club.

Sempatkan diri ngecek-ngecek ke sana.

Semoga berkenan.


Komentar

Postingan Populer